Sunday, April 21, 2013
A.
PENGANTAR KONSTRAN
Pendekatan analisis transaksional dipelopori oleh
Erick Berne dan dikembangkan semenjak tahun 1950. Transaksional maksudnya ialah
hubungan komunikasi antara seseorang dengan orang lain. Adapun hal yang
dianalisis yaitu meliputi bagaimana bentuk cara dan isi dari komunikasi mereka.
Dari hasil analisis dapat ditarik kesimpulan apakah transaksi yang terjadi
berlangsung secara tepat, benar dan wajar. Bentuk, cara dan isi komunikasi
dapat menggambarkan apakah seseorang tersebut sedang mengalami masalah atau tidak.
Analisis transaksional berpendapat bahwa dalam kepribadian
seseorang terdapat unsur-unsur yang saling berkaitan. Pendekatan ini juga
menekankan fungsi dan pendekatan ego.
B.
PANDANGAN TENTANG MANUSIA
Pandangan analisis transaksional tentang hakekat
manusia ialah pada dasarnya manusia mempunyai keinginan atau dorongan – dorongan
untuk memperoleh sentuhan atau “stroke”. Sentuhan ini ada yang bersifat
jasmaniah dan rohaniah serta yang berbentuk verbal dan fisik. Yang menjadi
keperibadian seseorang ialah bagaimana individu memperoleh sentuhan melalaui
transaksi. Penampilan kepribadian seseorang terbentuk dari naskah hidup
seseorang yang telah terbentuk sejak usia muda.
C. STRUKTUR KEPRIBADIAN
Analisis transaksional meyakini pada diri individu
terdapat unsure-unsur kepribadian yang
terstruktur dan itu meruakan satu
kesatuan yang disebut dengan “ego state”. Adapun unsur kepribadian itu terdiri
dari:
1. Ego state child
Pernyataan ego dengan ciri kepribadian anak-anak seperti bersifat manja,
riang, lincah dan rewel. Tiga bagian dari ego state child ini ialah:
a) Adapted child (kekanak-kanakan)
Unsure ini kurang baik ditampilkan saat komunikasi karena banyak orang
tidak menyukai dan hal ini menujukkan ketidak matangan dalam sentuhan.
b) Natural child (anak yang alamiah)
Natural child ini banyak disenangi oleh orang lain karena sifatnya yang
alamiah dan tidak dibuat-buat serta tidak berpura-pura, dan kebanyakan orang
senang pada saat terjadinya transaksi.
c) Little professor
Unsur ini ditampilkan oleh seseorang untuk membuat suasana riang gembira
dan menyenangkan padahal apapun yang dilakukannya itu tidaklah menunjukkan
kebenaran.
2. Ego state parent
Ciri kepribadian yang diwarnai oleh siafat banyak menasehati, memerintah
dan menunjukkan kekuasaannya. Ego state parent ini terbagi dua yaitu:
a) Critical parent
Bagian ini dinilai sebagai bagian kepriadian yang kurang baik, seperti
menujukkan sifat judes, cerewet, dll.
b) Nurturing parent
Penampilan ego state seperti ini baik seperti merawat dan lain
sebagianya.
3. Ego state adult
Berorientasi kepada fakta dan selalu diwarnai pertanyaan apa, mengapa dan
bagaimana.
Dengan
demikian untuk kita ketahui bahwasanya dalam tiap individu ego state yang tiga
diatas selalu ada yang berbeda Cuma kadarnya saja. Berapa banyak ego state yang
ada dalam individu akan mempengaruhi tingkah lakuorang tersebut.
Berdasarkan keberadaan ego state terdapat tiga
komposisi yang ada dalam diri individu adalah:
1. Ego state normal
Sesuai dengan situasi dan kondisi dimana orang itu berada. Penampilan ego
state yang normal ini dapat dilihat dalam suasana yang serius.
2. Ego state kaku
Ego state yang ditmpilaknnya tidak berbeda tetapi hanya satu saja.
3. Ego state cair
Tidak ada batasan antara penampilan ego state yang satu dengan yang lain.
D.
MOTIVASI HIDUP
Hansen (dalam Taufik, 2000:101) membagi kebutuhan
psikologis manusia menjadi tiga bagian menurut analisis transaksional yaitu:
1. Kebutuhan akan memperoleh rangsangan
Sentuhan yang diberika bisa bersifat
jasmaniah(salaman, tepukan,belaian), rohaniah (perhatian, senyuman, sapaan),
positif (pujian, sanjungan)maupun negative(ejekan, cemoohan, hinaan).
Sentuhan akan memberikan warna tersendiri bagi
individu, jika sentuhan itu bersifat sistematis maka anak-akan menerima apa
adanya. Misalnya anak yang biasa mendengar kata-kata kasar dari orang tua,
apabila dia tidak mendengar kata-kata tersebut maka ia akan merasakan keanehan.
2. Kebutuhan untuk menstruktur waktu
Enam bentuk hubungan yang dipilih seseorang dalam
mencari sentuhan;
a)
With drawl
Memutuskan hubungan atau hubungan menarik diri. Individu mencari sentuhan
dengan berbicara sendiri, berfantasi.
b)
Ritual
Individu melaukan hubungan social untuk memperoleh sentuhan dengan
sedikit modal energy atau juga melihat
sedikit resiko.
c)
Pas time
Individu mencari sentuhan dengn melalukan waktu\membiarkan waktu berlalu
tanpa sesuatu yang jelas.
d)
Activity
Melakukan suatu kegiatan dimana dalam kegiatan itu diperoleh sentuhan.
e)
Games
Individu yang berupaya memperoleh sentuhan dengan cara melakukan
permainan dengan orang lain.
f)
Intimacy
Individu memperoleh sentuhan dengan melakukan hubungan intim baik dengan
individu lain ataupun dengan benda.
3. Kebutuhan untuk memperoleh posisi hidup
Analisis transaksional menurut A.Harris dalam Taufik (2009)
membagi empat posisi hidup yang sering dipilih oleh seseorang yaitu;
a) Saya OK kamu OK
Posisi ini ialah posisi yang dipilih oleh seseorang apabila ia merasa
beres dan orang lain juga beres. Hubungannya yang terjadi bersifat
evolusioner yaitu berubah secara lambat.
b)
Saya OK kamu tidak OK
Posisi ini dipilih oleh seseorang apabila ia merasa posisinya beres dan
posisi orang lain tidak beres. Hubungan ini cendrung untuk merubah pihak kedua
dan bersifat revolusioner yaitu perubahan secara cepat.
c) Saya tidak OK kamu OK
Orang yang berada dalam posisi ini ialah orang yang merasa dirinya tidak
beres dan orang lainlah yang beres. Sifat hubungannya ini devolusioner yaitu
berubah secara lambat. Biasanya orang yang memilih posisi ini mempunyai sifat
rendah diri.
d) Saya tidak OK kamu tidak OK
Orang yang berada pada posisi ini merasa dirinya tidak beres dan orang
lain pun dirasaka tidak beres. Hubungannya tidak jelas yaitu siapa yang
mengubah siapa yang bersifat obvolusioner.
E.
JENIS-JENIS TRANSAKSI
Gerald Corey (dalam Taufik, 2009:108) membagi jenis
transaksi menjadi tiga bagian yaitu:
1.
Transaksi
sejajar
Individu yang berkomunikasi dengan menggunakan ego state tertentu
sehingganya respon yang ditampilakan oleh orang lain sesuai dengan yang
diharapkan
2. Transaksi silang
Penampilan ego state seseorang sehingganya respon yang diberikan tidak
sesuai dengan yang diharapkan.
3. Transaksi terselubung
Penampilan ego state seseorang yang dalam komunikasi yang memiliki tujuan
terselubung dari maksud pembicaraannya.
F.
PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN YANG SEHAT
Ciri-ciri kepribadian yang sehat menurut Hansen (dalam
Taufik, 2009;111) adalah:
1. Individu dapat menampilkan ego statenya secara luwes
sesuai dengan tempat ia berada
2. Individu berusaha menemukan naskah hidupnya secara
bebas serta memungkinkan pula ia memperoleh sentuhan secara bebas pula.
3.
Memilih posisi hidup revolusioner, saya OK kamu Ok
4.
Ego statenya bersifat fleksibel tidak kaku dan tidak
pul cair.
G.
PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN YANG ABNORMAL
Masih dalam buku sumber yang sama cirri kepribadian
yang abnormal ialah:
1. Kecendrungan untuk memilih posisi devolusioner, obvolusioner
dan pada dirinya ada unsure tidak Ok
2.
Kecenderungan untuk menggunakan ego state yang tunggal
3.
Ego state yang ditampilkannya terlalu cair
4.
Ego statenya tercemar.
H.
TUJUAN DAN PROSES KONSELING
Adapun tujuan dari konseling ini ialah:
1.
Mendekontaminasikan ego state yang terganggu
2.
Membantu mengunakan ketiga ego state yang terganggu
3.
Membantu menggunakan ego state adult secara optimal
4.
Mendorong berkembangnya life position SOKO dan lifi
script baru dan produktif.
Berikut ini akan dibahas hal-hal yang harus
diperhatikan konselor dalam melakukan konseling dengan menggunakan analisis
transaksional.
1. Analisis struktur
Menjelaskan kepada klien bahwasanya kita sebagai indvidu mengemban tiga
ego state dan menjelaskan tentang ego state itu satu persatu, sehingganya
individu itu sadar ego state yang mana yang lebih dominan dalam dirinya.
2. Analisis transaksional
Konselor menganalisis pola transaksi dalam kelompok, sehingganya konselor
dapat mengetahui ego state yang mana yang lebih dominan dan apakah ego state
yang ditampilkan tersebut sudah tepat atau
belum.
3. Analisis permainan
Konselor menganalisis suasana permainan yang diikuti oleh klien untuk
mendapat sentuhan, setelah itu dilihat apakah kline mampu menanggung resiko
atau malah bergerak kearah resiko yang tingkatnya lebih rendah.
4. Analisis naskah hidup
Hal ini dilakukan apabila konselor sudah meyakini bahwasanya kliennya
terjangkiti posisi hidup yang tidak sehat.
I. TEKNIK-TEKNIK
KONSELING
Teknik konseling yang digunakan adalah:
1. Permission
Memperbolehkan klien melakukan apa yang tidak boleh dilakukan oleh orang
tuanya
2. Protection
Melindungi klien dari ketakutan karena klien disuruh melanggar terhadap
peraturan orang tuanya.
3. Potency
Mendorong klien untuk menjauhkan diri klien dari injuction yang diberikan
orang tuanya.
4. Operation
a). Interrogation
Mengkonfrontasikan kesenjangan-kesenjangan yang terjadi pada diri klien sehingganya
berkembang respon adult dalam dirinya.
b). Specification
Mengkhususkan hal-hal yang dibicarakan sehingganya klien paham tentang
ego statenya.
c). Confrontation
Menunjukkan kesenjangan atau
ketidak beresan pada diri klien
d). Explanation
Transaksi adult-adult yang terjadi antara konselor dengan klien untuk
menejlaskan mengapa hal ini terjadi (konselor mengajar klien)
e). Illustration
Memberikan contoh pengajaran kepada klien agar ego statenya
digunakan secara tepat.
f). Confirmation
Mendorong klien untuk bekerja lebih keras lagi.
g). Interpretation
Membantu klien menyadari latar belakang dari tingkah lakunya
h). Crystallization
Menjelaskan kepada klien bahwasanya klien sudah boleh mengikuti games
untuk mendapatkan stroke yang diperlukannya.
J.
KEKUATAN DAN KELEMAHAN KONSTRAN
Beberapa
kekuatan konseling analisis transaksional menurut Muhammad Surya (2003:46)
yaitu :
1. Terminology yang sederhana dapat dipelajari
dengan mudah diterapkan dengan segera pada perilaku yang kompleks
2. Klien diharapkan dan didorong untuk moncoba
dalam hubungan di luar ruang konseling untuk mengubah tingkah laku yang salah
3. Perilaku klien disini dan sekarang, merupakan
cara untuk membawa perbaikan klien.
4. Penekanan pada pengalaman masa kini dan
lingkungan sosial.
Sumber:
Prayitno. 1998. Konseling
Pancawaskita. Padang: Jurusan BK FIP UNP
Taufik. 2009. Model-model
konseling. Padang: Jurusan BK FIP UNP
Muhammad Surya. 2003. Teori-teori
Konseling. Bandung: Pustaka Bany Quraisy
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment