Saturday, March 30, 2013
A. SEJARAH PERKEMBANGAN
Person Centred Therapy dikembangkan oleh Carl Ransom Rogers pada tahun 1940. Dalam
perkembangannya, Person Centerd Therapy
terdiri dari empat tahap, yaitu:
1. PERIODE PERTAMA (Tahun 1940-an)
- Pada
awalnya pendekatan bernama Nondirective Counseling.
- Pendekatan
ini menekankan penciptaan suasana permisif (kebebasan) dan non
direktif dalam proses konseling
- Menentang
asumsi bahwa terapis adalah individu yang tahu segalanya tentang klien.
- Pendekatan
ini tidak menggunakan prosedur konseling: nasehat, sugesti, arahan, persuasi,
pengajaran, diagnosis, dan interpretasi
- Pendekatan
ini memusatkan pada refleksi dan klarifikasi pengalaman verbal dan non verbal
klien.
- Tujuannya
untuk membantu konseli menyadari dan memperoleh pemahaman tentang
perasaan-perasaannya.
2. PERIODE KEDUA (Tahun 1950-an)
- Pendekatan
ini berganti nama dengan Client-Centered Therapy.
- Mereflesikan
penekanan pada klien daripada metode nondirektif.
- Pendekatan
ini lebih menekankan pada dunia pengalaman klien.
- Adanya
asumsi bahwa cara terbaik memahami perilaku individu ialah dari kerangka
internal individu tersebut (frame of reference)
3. PERIODE KETIGA ( Tahun 1950-an s.d
1970-an)
- Kondisi-kondisi
konseling diperlukan bagi perubahan klien.
- Person
centered therapy diaplikasikan dalam bidang pendidikan (student centered teaching).
4. PERIODE KEEMPAT ( Tahun1980-an dan
1990)
- Person
centered therapy dikembangkan secara luas dalam bidang pendidikan, industri,
kelompok, resolusi konflik, dan perdamaian dunia.
- Karena
memiliki pengaruh yang besar, maka pendekatan ini pada ahirnya menjadi Person
Centered Approach.
B. HAKIKAT MANUSIA
· Manusia
adalah makhluk yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya.
· Manusia
dapat berkembang secara positif.
· Manusia
adalah makhluk bernilai dan bermartabat.
· Manusia
memiliki kapasitas untuk mengatasi perasaan, pikiran dan tingkah lakunya.
· Manusia
memiliki dorongan untuk mengarahkan dirinya sendiri.
C. PERKEMBANGAN PERILAKU
1.
Struktur
Kepribadian
§ Organisme
Merupakan individu itu sendiri yang
mencakup aspek fisik dan psikologis.
§ Phenomenal Field
Pengalaman-pengalaman hidup yang
bermakna bagi individu.
§ Self
Interaksi antara organisme dengan phenomenal
field akan membentuk self yang merupakan kesadaran tentang self akan
membantu seseorang membedakan dirinya dengan orang lain.
2.
Pribadi
sehat dan bermasalah
· Pribadi
bermasalah muncul karena adanya ketidaksesuaian (incongruence) antara
persepsi diri dengan realitas dan kefrustasian atas tidak terpenuhinya
kebutuhan dasar.
· Pribadi
sehat
Individu dapat dikatakan memiliki
pribadi yang sehat ketika ia memiliki kualitas-kualitas seperti:
a. Terbuka terhadap pengalaman
b. Kebebasan eksistensial (Dapat
merasakan kebebasan dan bertanggung jawab terhadap pilihan-pilihan yang dia
buat)
D. HAKIKAT KONSELING
Pada
dasarnya individu memiliki kekuatan untuk mengarahkan drinya dan menemukan
penyelesaian atas masalahnya. Terapis berperan sebagai fasilitator dengan
membangun hubungan interpersonal dan menghadirkan iklim yang kondusif dalam
proses terapi dengan menunjukkan sikap keselarasan ( genuiness, penghargaan tak
bersyarat kepada klien dan empati). Hal tersebut berguna agar klien berhasil
mencapai tujuan terapi yaitu menjadi individu yang berfungsi penuh (fully
functioning person).
E. KONDISI PENGUBAHAN
1. Tujuan
- Klien dapat mencapai kebebasan dan
kemandirian.
- Klien dapat mengatasi masalah di
masa sekarang dan yang akan datang.
- Membantu klien untuk menjadi manusia
seutuhnya (fully functioning person).
2. Sikap,
peran dan tugas konselor
Konselor
berperan sebagai fasilitator perubahan bagi klien dengan mengembangkan
sikap-sikap antara lain genuineness, empati dan unconditional positif
regard.
3. Sikap, peran dan tugas konseli
- Dapat mengelola kehidupannya sendiri
secara lebih efektif
- Mampu menyatakan ketakutan,
kecemasan, perasaan berdosa, malu, benci, marah dan perasaan lainnya
- Belajar bertanggung jawab atas
dirinya
- Dapat mengeksplorasi pengalamannya
dalam situasi yang lebih aman dan terpercaya
- Lebih bebas untuk membuat keputusan
dan rasa percaya diri yang meningkat
4. Situasi hubungan
- Dua orang (terapis dan klien) berada
pada kontak psikologis.
- Klien berada pada kondisi incogruence.
- Terapis berada dalam keadaan
keserasian
- Terapis memberikan penghargaan
positif tanpa syarat
- Terapis memahami dunia internal
konseli dan mengkomunikasikannya kepada klien.
F. MEKANISME PENGUBAHAN
1.
Tahap-tahap
konseling
a. Klien datang kepada terapis atas
kemauannya sendiri atau atas saran orang lain. Apabila klien datang atas saran
orang lain, maka terapis harus mampu menciptakan situasi yang nyaman dan
permisif agar klien dapat menentukan untuk tetap mengikuti konseling daripada
membatalkannya.
b. Situasi konseling sejak awal menjadi
tanggung jawab klien, sehingga terapis berperan untuk mengarahkan klien.
c. Terapis mendorong klien untuk mampu
mengungkapkan pikiran, perasaan, dengan menunjukkan keaslian, empati dan
menerima klien apa adanya.
d. Terapis berupaya agar klien mampu
menerima dirinya sendiri (self-acceptnce)
e. Klien menentukan pilihan sikap dan
tindakan yang akan diambil.
f. Klien merealisasikan pilihannya.
2.
Teknik-teknik
konseling
- Mendengarkan aktif.
- Merefleksikan pengalaman.
- “Hadir” bagi klien dengan dukungan
dan pemberian keyakinan.
G. HASIL PENELITIAN
1. Natalie Rogers (1993)
Menggunakan
seni sebagai media untuk memfasilitasi klien mengekplorasi
pengalaman-pengalamannya. Ia berupaya mengembangkan pendekatan ini dengan
menggunakan metode non verbal karena tidak semua klien dapat mengekspresikan
pengalamnnya secara verbal.
2. Jeanne Watson (2002)
Ketika
empati seorang terapis bekerja pada ranah kognitif, afektif dan
interpersonal,maka hal itu menjadi alat terapis yang paling kuat pengaruhnya
terhadap perubahan klien.
H. KELEMAHAN DAN KELEBIHAN
1.
Kelemahan
• Memungkinkan
sebagian (terapis) menjadi terlalu terpusat pada konseli sehingga melupakan
keasliannya.
• Kesalahan
sebagian besar terapis dalam menterjemahkan sikap-sikap yang harus dikembangkan
dalam hubungan terapeutik.
2. Kelebihan
• Sifat
keamanan. Individu dapat mengexplorasi pengalaman-pengalaman psikologis yang
bermaknya baginya dengan perasaan aman.
• Dapat
diterapkan pada setting individual maupun kelompok.
• Memberikan
peluang yang lebih luas terhadap klien untuk mendengar dan didengar.
• Rumusannya
dapat diuji lagi
SUMBER RUJUKAN
Corey, G. 2009. Theory and
Practice of Counseling and Psycotherapy. Thomson Higher
Education: USA
Gillon, W. 2007. Person Centred
Counseling Psychology and Introduction. Sage
Publications: London
Sommers, J., & Rita, S. 2004. Counseling
and Psycotherapy Theories in Context and
Practice Skill Strategies and
Techniques. John Willey & Sons Inc: New Jersey
Tudor, K., & Milk, W. 2006. Person
Centred Therapy A Clinical Philosophy. Routledge: USA
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment