Friday, October 12, 2012
Nama : Kartiara Eka Mulia
Kelas : 3PA01
NPM : 13510843
Transmisi
budaya adalah kegiatan pengiriman atau penyebaran pesan (suatu budaya) dari
suatu generasi ke generasi berikutnya tentang sesuatu yang sudah menjadi
kebiasaan dan sulit diubah. Proses
transmisi budaya terjadi seiring dengan berlangsungnya kehidupan manusia dengan
berbagai cara.
Macam - Macam Transmisi Budaya
1.
Transmisi
Vertical
·
General
Acculturation
Dari orang yang lebih tua/orang tua,
pada budaya sendiri (intra) informal
Misal : anak disiplin karena melihat
orang tuanya
·
Specific
Socialization
Peristiwa yang disengaja, terarah
dan sistematis
Misal : anak di didik untuk tidak
membantah pada orang tua dan pendidikan formal
2.
Oblique
Transmision
Dari orang dewasa lain, yang budayanya
sama (enkulturasi/ sosialisasi) dari orang yang budayanya beda (akulturasi/
resosialisasi)
·
General
Aculturation
Orang dewasa yang budayanya sama
Anak meniru sopan-santun orang
dewasa misal : dari guru
·
Specific
Socialization
Misal : guru menanamkan sifat-sifat
kerja sama
·
General
Acculturation
Orang dewasa yang berbudaya beda
Misal : model pakaian
3.
Horizontal
Transmision
·
General
Enculturation
Dari
teman sebaya pada budaya yang sama
Misal
: anak ikut-ikutan merokok karena ikut temannya
·
Specific
Socialization
Misal : diskusi kelompok, anak mengikuti
aturan bicara bergantian, dan belajar main musik dari teman
Bentuk-bentuk transmisi budaya
Terdapat
beberapa bentuk dari transmisi budaya antara lain yaitu :
Enkulturasi
Enkulturasi atau pembudayaan adalah
proses mempelajari dan menysuaikan alam pikiran dan sikap individu dengan
sistem norma, adat, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya.
Proses ini berlangsung sejak kecil, mulai dari lingkungan kecil (keluarga) ke
lingkungan yang lebih besar (masyarakat). Misalnya anak kecil menyesuaikan diri
dengan waktu makan dan waktu minum secara teratur, mengenal ibu, ayah, dan
anggota-anggota keluarganya, adat, dan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku dalam
keluarganya, dan seterusnya sampai ke hal-hal di luar lingkup keluarga seperti
norma, adat istiadat, serta hasil-hasil budaya masyarakat.
Dalam
masyarakat ia belajar membuat alat-alat permainan, belajar membuat alat-alat
kebudayaan, belajar memahami unsur-unsur budaya dalam masyarakatnya. Pada
mulanya, yang dipelajari tentu hal-hal yang menarik perhatiannya dan yang
konkret. Kemudian sesuai dengan perkembangan jiwanya, ia mempelajari
unsur-unsur budaya lainnya yang lebih kompleks dan bersifat abstrak.
Sosialisasi
Sosialisasi
adalah proses individu mulai menerima dan menyesuaikan diri dengan unsur-unsur
kebudayaan (adat – istiadat, perilaku, bahasa) yang dimulai dari lingkungan
keluarganya, yang kemudian makin meluas. Sosialisasi berlangsung sejak masa
kanak-kanak (bayi).
George
Herbert Mead menjelaskan bahwa perkembangan manusia diantaranya melalui
sosialisasi dapat melalui tiga tahap yaitu :
1. Play stage : tahap dimana seorang
anak mulai mengambil peranan orang-orang di sekitarnya.
2. Game stage : tahap dimana anak mulai
mengetahui peranan yang harus dijalankan dan peranan yang dijalankan orang
lain.\
3. Generalized other : tahap dimana
seseorang telah mampu mengambil peranan-peranan yang dijalankan oleh orang
lain.
Akulturasi
Akulturasi adalah
suatu proses sosial yang
timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu
dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu
lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa
menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri. Contoh akulturasi:
Saat budaya rap dari negara asing digabungkan dengan bahasa Jawa,
sehingga menge-rap dengan menggunakan bahasa Jawa. Ini terjadi di
acara Simfoni Semesta Raya.
Transmisi
budaya yang terjadi di dalam masyarakat tidak terlepas dari peran individu itu
sendiri, dimana proses transmisi terjadi dari generasi yang satu ke generasi
berikutnya.
Contohnya,
di dalam suatu keluarga transmisi diturunkan dari orang tua kepada anaknya dan
seterusnya. Namun dari keturunan yang satu ke keturunan yang berikutnya
terkadang memilki pola asuh yang berbeda, dan akan menghasilkan budaya yang
berbeda pula dan diikuti oleh perkembangan psikologis yang berbeda pula. Hal
inilah yang membuat terjadinya perubahan dari suatu generasi ke generasi
berikutnya. Kelekatan orang tua atau pengasuh terhadap anaknya akan sangat
mempengaruhi perkembangan psikologis individu tersebut. Pola asuh orang tua
sangat berpengaruh terhadap perkembangan psikologis individu.
Secara
biologis sifat seorang individu diturunkan dari genetik orang tua. Pernikahan
antara individu yang mempunyai kebudayan yang berbeda makan akan menghasilkan
keturunan yang berbudaya tidak sama dengan budaya asli orang tuanya (budaya
yang diturunkan oleh orang tua/pengasuh kepada orang tuanya) disini terjadi
asimilasi antara budaya ibu dengan budaya ayahnya. Secara biologis perbedaan
transmisi budaya yang terjadi dari satu generasi ke generasi berikutnya
dikarenakan oleh orang tua/pengasuh individu yang memiliki kebudayaan yang
berbeda sehingga suatu budaya yang diturunkan dari generasi satu ke generasi
yang berikutnya akan berbeda. Perbedaan tersebut tidak lepas dari berbagai
faktor, misalnya pola asuh, pendidikan, lingkungan, sosial, ekonomi dan lain
sebagainya.
Sumber:
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment